Kamis, 17 Agustus 2017

Kalau tak takut bermimpi ?

Pernah tidak membayangkan 'sesuatu' atau memikirkan 'sesuatu'?. Ternyata 'mbah goggle' berperan serta untuk menemukan. Sepertinya pencarian 'mbah goggle' tak perlu dipublikasikan lagi. Akhirnya saya pun menemukan setelah membuka 'mbah goggle'. Apa itu? pernah terbersit di benak atau bahkan pernah bermimpi ingin 'punya' rumah demikian.

Melangkahkan kaki ke suatu tempat di kota Makassar tak lupa singgah di warung internet (warnet). Meskipun warnet langganan ketika itu tertutup sehingga warnet alternatif yang terjajaki. Namun di kekinian sepertinya warnet langganan pun bukan sekadar tertutup ketika sejenak melintas, terlihat 'tutup total'. Pencarian pun dimulai melalui dengan menuliskan 'tittle' terlebih dahulu 'sesuatu' tersebut.

Rumah bernuansa eropa dengan sentuhan adat 'rumah adat'. Latar belakang budaya dari empat etnis yang ada di Sulawesi Selatan. Telah diketahui bersama 4 etnis berikut : Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja. Mengenal sejak awal etnis bugis yang akhirnya membawa pula pada pencarian tersebut. Termasuk kesan 'eropa' sejarah bangsa di zaman perjuangan, dulu. 'Tittle' tersebut oleh saya bertuliskan di 'mbah goggle' rumah yang berarsitektur padu padan bugis eropa.

Akhirnya terlihat olehku 'model rumah', tersebut. Museum Latemmamala (Villa Yuliana) yang terletak di Kota Watansoppeng Kabupaten Sulawesi Selatan. Ternyata sebuah 'suprise' sekiranya 'mengulik' biodata pribadi saya bahwa terlahir di Kota Watansoppeng. Model rumah yang 'hanya' sekadar terbersit ternyata ada,  meskipun butuh kisaran waktu yang cukup lama berkunjung.














Selasa, 08 Agustus 2017

Akhirnya ke Hutan 💬

Akhirnya ke hutan, bukan berarti tak pernah ke hutan lagi pasca menyelesaikan 'kuliahan kehutanan'. Namun spesifik kembali menginjakkan kaki di Hutan Pendidikan Unhas menjadi pertama kali akhirnya. Bila dihitung mundur kisaran belasan tahunan bahkan 20-an tahun lalu ketika 'pernah' ke hutan tersebut.

Tak memungkiri jalur jalan menuju lokasi hutan ini merupakan jalan poros pula. Mencapai beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, menempuh perjalanan yang melalui hutan  tersebut. Terbersit sejenak dan membuka 'memori' kalau pernah ke hutan pendidikan itu.

Alternatif pilihan jalan tersedia tanpa melalui jalur jalan dan melintas di depan hutan menuju daerah/kota kabupaten setempat. Sehingga saya pun terkadang tak melintas lagi bahkan menjadi 'nyaris' tak pernah, terlupa akhirnya.

Entah, sejak kapan membuka 'memori anak hutan'?
Dulu, dulu dan dulu!'Pernah'!Lupa!'
Akhirnya ke hutan💬✌











Jumat, 04 Agustus 2017

Puisi itu 'Rasa', Aku Ingin 'Rasa' Puisi itu -Uli Ari-

Jadwal Perayaan Hari Puisi Indonesia di Kota Makassar terlihat olehku. Berupa undangan terbuka yang terpublikasikan di media sosial Facebook. Pada tanggal 30 Juli 2017, hari Minggu lalu dan berlangsung pada malam hari sampai larut. Tepatnya pukul 19.30 - selesai, tertera di undangan yang ter'share' dari beberapa panitia acara.

Lokasi acara yang tak asing bagi penyair-penyair di kota Makassar. Gedung Arena Kesenian Makassar Societeit De Harmoni sebagai tempat acara tersebut berlangsung. Pertama kali berkunjung ke lokasi tersebut yang terkadang terlihat olehku pun, bangunan 'lama'. Suka cita karena akhirnya bersama rekan seangkatan 'Writing Camp' ikut nonton bersama 'nobar'.

Pagelaran berlangsung yang terasa 'hening, sunyi, sepi', di sela-sela 'hiruk-pikuk' acara. Penyair-penyair pengisi acara tampil silih berganti membawa nuansa pagelaran di acara hari puisi. Membaca puisi dengan 'style' yang berbeda-beda dari setiap penyair-penyair yang didaulat ke panggung. Tak sepi pun dari tepuk tangan sembari menikmati malam itu yang pada 'lesehan' baik penyair-penyair dan penonton. Sebagian, beberapa 'dudukan' sendiri ataupun bersama, ramai-ramai.

Di bagian salah satu sisi ruangan depan di gedung kesenian tertera gambar sosok-sosok 'wajah penyair'. Kutipan-kutipan puisi melengkapi
poster-poster penyair, menarik perhatian pengunjung sekaligus penonton yang berkesempatan hadir. Judul karya puisi dan nama-nama penyair tertera beserta kutipan puisi seperti yang telah tersebut di atas pada masing-masing poster.

Malam berlalu, beranjak puisi demi puisi, membawa ke dalam 'rasa' menikmati karya sang penyair, terdengar dari bibir-bibir sang penyair, sebuah buku di tangan-tangan sang penyair, karya sang penyair-penyair 'kata-kata yang tak menua', terlihat di malam itu. Selamat Hari Puisi Indonesia.

















KEMBALI BERSUA, HEY! MANADO CITY

Menyaksikan Pasutri Gaje, menarik untuk tak melewatkan film Pasutri Gaje yang berlatar belakang cerita, kisah dan kehidupan sepasang abdi ne...