Senin, 30 Desember 2019

Nostalgia Air Terjun Parangloe

  Nostalgia Air Terjun Parangloe

Ide Menyeruak di Meja Makan

Berawal dari kunjungan Dinas teman kuliahan silam, ke Makassar  yang akhirnya  obrolan ringan disaat makan siang disalah satu cafe di bilangan jalan Hertasning Makassar berlanjut kesalah satu desa di Kabupaten Gowa, Bili-Bili. Meskipun demikian 'mendadak' namun akhirnya kunjungan emak-emak berlangsung lancar tanpa aral melintang dan kendala berarti. Bertepatan dengan musim hujan yang memungkinkan akhirnya terlihat 'kekhawatiran' untuk menempuh perjalanan roda empat dari Kota Makassar ke Kabupaten Gowa, Bili-Bili. Kesan yang tersisa di masing-masing benaklah yang akhirnya melahirkan kesamaan keinginan untuk 'kilas balik' lokasi kunjungan kegiatan kuliahan silam di tempat tersebut.   








Air Terjun Nan Elok

Tak banyak menyisakan ingatan, Air terjun nan elok tersebut dikarenakan karena kurun waktu yang telah lama pasca kuliahan lalu. Namun tidak menyurutkan untuk 'menggali' ingatan yang telah tertanam bahkan mengendap dalam benak kami masing-masing. Olehnya 'hanya' sekadar menyisakan nama Air Terjun Parangloe bahkan aksesibilitas menuju ke Air Terjun Parangloe tiada terekam sempurna, kini. Emak-Emak 'strong', akhirnya berjibaku dikeseharian tersebut tanpa rutinitas sejenak dari keluarga di hari libur untuk bersama-sama 'nostalgia'. Bertindak sebagai Driver ulung pun, si emak Isti yang sejak zaman kuliahan telah 'mahir ria' berkendara roda empat, Emak Pg.Bobbie sebagai 'tamu kehormatan' dalam rangka dinas yang berasal dari makassar pun yang berdomisili di jakarta, serta Emak Risma yang di antara kami berempat yang kurang lebih 'memiliki memori lebih' perihal kunjungan silam ini. Sedangkan aku dengan domisili kantor di Bili-Bili Kabupaten Gowa, alih-alih telah 'berkunjung kembali' hanya sekadar seletingan kabar bahwa aksisibilitas sudah cukup dekat dari kantor terungkapkan. 

               



                 

                 

                 

Memori Terkuak

Perjalanan yang terlupakan menuju ke Air Terjun Parangloe di Desa Borisallo Kabupaten Gowa namun akhirnya teringat dan terkenang kembali, pernah mengunjungi dan melewati kebersamaan yang menyimpan kenangan, akhirnya terulang kembali di waktu yang kini telah terlalui. Obrolan-obrolan ringan yang mengalir tanpa 'rekayasa' diantara sela-sela pertemuan 'mamak-mamak forester seangkatan', dari makan Bersama menuju sasaran hihihihihi…. Hati-Hati 'Papan bicara warning air bah'. Terkuak akhirnya bahwa kegiatan tahunan dimasa kuliahan sebagai mahasiswa/I kehutanan, khususnya dari kampus merah Unhas Makassar. Perjalanan menuju suatu tujuan yang terlupakan akhirnya terkuak dalam ingatan apabila berkunjung kembali menginjakkan kaki ke tujuan tersebut. Melangkahlah ke suatu tempat di mana pernah tertuju, perjalanan yang terlalui mungkin saja terlupakan namun setiba di tujuan akhirnya memori pun terbuka.
























Letak dan Posisi Air Terjun Parangloe

Air Terjun Parangloe merupakan Taman Wisata  Alam (TWA), Wisata Alam Air Terjun yang terletak di Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Berjarak sekitar 20 km dari Kota Makassar, aksesibilitas Jalan beraspal dengan jalur yang searah dengan menuju Kota Bunga Malino, namun cukup dekat dibandingkan dengan ke Kota Bunga Malino. Memasuki Kabupaten Gowa, Bili-Bili akan melewati jalur poros gerbang Bendungan Bili-Bili bendungan Bili-Bili dengan aksesibilitas yang cukup mudah terjangkau. Jalur lurus akan melalui jembatan yang pada salah satu sisi samping jembatan, Jalan menuju Desa Borisallo Kecamatan Parangloe. 

Tak ayal kini, 'pemandangan' tersaji berubah seiring dengan curah hujan yang semakin tinggi di musim penghujan bahkan dimusim kemarau, tidak memungkinkan lagi untuk berkemah di kaki air terjun. Fasilitas jembatan  pun kini 'seakan teronggok'. Meskipun masih berfungsi namun telah mengalami kerusakan sehingga 'nilai estetika' jembatan gantung di destinasi berkurang. Tak lagi terlihat, kurang menampakkan keindahan seperti di masa silam di sekitar tahun 1996-1997. Kehadiran 'papan bicara' warning air bah 'waspada air bah', salah satu isyarat untuk lebih berhati-hati dan waspada yang kami temui, kini namun tak mengurangi kunjungan bagi yang berminat menikmati keindahan Air Terjun Parangloe. Titik pandang keindahan yang hadir kini, berdiri gazebo-gazebo untuk istirahat sejenak apabila Lelah menuruni dan menaiki tangga,tapak-tapak, Jalan-Jalan yang permanen terdiri dari batu-batuan terpijak menuju lokasi turunan Air Terjun Parangloe.  





 

 




Dokumentasi Foto : Pribadi



        







































       






























3 komentar:

KEMBALI BERSUA, HEY! MANADO CITY

Menyaksikan Pasutri Gaje, menarik untuk tak melewatkan film Pasutri Gaje yang berlatar belakang cerita, kisah dan kehidupan sepasang abdi ne...