Senin, 15 Oktober 2018

Menemukan Ide, Tanpa Mencari


Menemukan Ide, Tanpa Mencari

 'Semesta'

    Mengawali menulis bagi segelintir orang merupakan hal yang boleh dikatakan sangat sulit dilakukan, memulai itu sulit namun tidak memulai kemungkinan lebih sulit. Bagaimana tidak?, Tak sedikit orang yang memiliki minat, bakat bahkan berkeinginan dan berharap untuk menjadi seorang penulis serta menjadi terkenal bak ‘punya nama’. Menulis tanpa mencari ide sekiranya demikian pemahaman yang ‘tertangkap’ dari judul apresiasi di atas. Menarik perihal ungkapan yang mengatakan bahwa ‘semesta’ telah menyediakan ide menulis yang dengan mudah ditemui sebagai pemicu hasrat dan kemauan menulis oleh calon-calon penulis yang bermunculan. 

'Ide' 

      Memulai, mengawali bahkan memilih ‘karier’ sebagai penulis sebagai ladang ‘pundi-pundi rupiah’. Ide menulis dimana-mana bahkan disebutkan mulai dari bangun tidur hingga akhirnya tidur kembali dalam aktifitas keseharian. Sehingga tak dipungkiri pula sepatah kalimat bahwa menulis itu mudah sebagai salah satu ‘ilmu’ yang membangkitkan gairah menulis bagi penulis pemula. Dorongan dan motivasi untuk membuka lembaran-lembaran buku yang berisi ilmu pengetahuan menulis pun menjadi petunjuk dan acuan menulis. Tak ubahnya belajar membaca dan menulis dari penulis-penulis yang telah menerbitkan karya buku. Kelihaian dan kepiawaian seseorang berperan serta untuk ‘menangkap’ sebuah objek ide dalam berkarya. 

'Inspirasi'

     Seperti seseorang penulis yang tanpa menyadari memberi ide ke seseorang yang lain yang ingin terjun dalam dunia tulis-menulis. Ide yang berupa rancangan yang tersusun di dalam pikiran/gagasan yang disebut-sebut sebagai modal awal dalam menulis. sedangkan inspirasi berupa ilham/bisikan. Ide yang seringkali menjadi ‘batu sandungan’ bagi seseorang dalam menulis, tak ada ide, belum ada ide. Inspirasi sesuatu yang ‘vital’ pula dalam proses berkarya khususnya dalam menulis. Baik ide dan inspirasi merupakan perihal yang berbeda namun tak dapat dipisahkan dalam proses menulis. Meminjam pepatah bahwa dimana ada kemauan di situ ada jalan. Bagaimana akhirnya?,Kemauan menulis menghadirkan kemampuan menulis. ‘semesta’ tercipta yang mengundang ide dan inspirasi yang siap tersaji di alam raya nan luas ini. 

Objek 

    Objek ide yang tak terbatas seakan mengundang karya tulisan yang tak terbatas pula. Namun bukan hanya objek ide saja yang berbeda-beda namun subjek sebagai pelaku dalam berkarya menghasilkan ‘cara pandang atau melihat’ objek ide yang berbeda pun. Bertemu ‘jalan buntu’ untuk mengawali dan mengakhiri sebuah tulisan tak ayal merupakan ‘musuh’ terbesar. Bak batu besar yang menutupi sebuah gua yang akhirnya terdorong sekuat tenaga. Sebuah perjuangan bagi penulis-penulis untuk menemukan ide tanpa mencari. Selain itu peluang-peluang terlihat ide bahkan terlewatkan atau sama sekali bak angin lalu ‘sambil lalu terlewatkan’. Sehingga ide-ide yang menjadi ‘bibit-bibit’ inspirasi tulisan tak terwujud sedemikian rupa. 

Iklim Intelektual

    Hanya sedikit diantara sekian ide di semesta yang akhirnya berwujud tulisan-tulisan yang akhirnya dapat dinikmati. Menciptakan situasi dan kondisi ’iklim intelektual’ melalui interaksi yang sengaja diciptakan bahkan terpelihara. Tips dan trik penulis sebagai subjek pelaku dalam berkarya agar pikiran terkondisikan sedemikian rupa untuk menulis tak jarang terterapkan. Berhenti menulis bukan sebuah pilihan yang tepat bagi penulis-penulis yang produktif sehingga akhirnya akan ’mematikan’ kekreatifan. Sebuah sisi yang menarik dari menulis bahwa menulis tak terlepas dari dunia kerja yang ‘meminta’ kekreatifitas yang tinggi bahkan tiada henti. Memanggil ‘jiwa-jiwa penulis’ untuk tetap dan terus berkarya serta melahirkan karya-karya yang legendaris tak terikat oleh zaman.
  

'Tidak Sia-Sia'

      Bukan perihal mencari jarum dalam jerami atau dalam artian melakukan pekerjaan yang sia-sia. Menemukan ide tanpa mencari, bagaimana?, secara spontan dan tiba-tiba sembari dengan focus pada titik dengan tujuan untuk menulis. Membaca dan menulis tak boleh dipisahkan yang sebenarnya sejak awal memasuki bangku sekolah telah diperkenalkan kedua aktiiftas tersebut. Menulis apa yang telah dibaca sebuah realisasi yang sederhana dalam mewujudkan karya tulisan. Tak jarang dengan membaca akhirnya menjadi sumber-sumber ide yang cerdas. 

Motivasi

    Dari mana dan bagaimana memulainya? Tidak sulit, Ayu Utami, mengungkapkan bahwa Ide merupakan kata kunci yang bisa digunakan dalam menulis serta dorongan. Gampangnya, jika kita tak terlalu punya ide, perhatikanlah dorongan apa yang kamu punya. Apa yang mendorong aku? Apa yang membuat aku bersemangat, bergairah, geregetan atau gemas? Nah … berani menulis, keberanian pun dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis selain menulis, menulis, dan menulis. Jika belajar membaca dengan membaca maka belajar menulis dengan menulis. Selanjutnya Ayu Utami dalam buku Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme kritis, bahwa sebagian orang memiliki ide awal yang cukup jelas. 

Ide Awal

     Salah satu pertanyaan bantu untuk mengetahui apakah ada ide awal yang cukup jelas adalah : tentang apa ? Kita juga boleh berangkat dari ide tentang bentuk tulisan. Tapi ada kalanya kita tidak tahu mau menulis tentang apa. Jangan khawatir, jika ide tampak tak jelas, maka marilah kita lihat apa yang menjadi dorongan bagi kita. Apa yang membuat aku penasaran? Adakah hal yang membuat aku marah atau sedih atau sebaliknya, sangat senang? Adakah hal yang membuat aku terganggu atau terngiang-ngiang sampai sekarang? Adakah pertanyaan kehidupan yang aku belum bisa aku jawab?. Perasaan-perasaan intensi yang memberi dorongan itu sering bersarang dalam pengalaman sederhana dan sehari- hari di masa lampau. Selamat Membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEMBALI BERSUA, HEY! MANADO CITY

Menyaksikan Pasutri Gaje, menarik untuk tak melewatkan film Pasutri Gaje yang berlatar belakang cerita, kisah dan kehidupan sepasang abdi ne...