Nuansa Bhineka Tunggal Ika,
Film Ayat-Ayat Cinta 2
Di awal tahun, ikut menyaksikan pemutaran film Ayat-Ayat Cinta 2 di salah satu bioskop di kota tempat bermukim. Akhir liburan, cuti kerabat ke Kota Makassar dan bersama-sama sekeluarga ikut menonton film tersebut. Sebelum menyaksikan film ini sekiranya sejenak membuka 'memori' perihal film Ayat-Ayat Cinta sebelumnya (Episode 1). Melalui 'layar poster' di dinding area bioskop, lamat-lamat memperhatikan para nama-nama pemain yang terlibat. Akhirnya kurang lebih, sedikit membuka ingatan akan film yang juga pernah di tonton, dulu.
Berikut nama-nama pemain yang berperan selain sosok Fahri yang diperankan oleh Fedi Nuril. Sebagai pemeran utama, Fedi Nuril merupakan aktor utama yang pertama jadi pembuka ingatan saya, perihal film ini. Selanjutnya sepertinya oleh saya terlupakan, entah mengapa? Iya, pemeran terganti, hanya sosok Fedi Nuril yang tak terganti dan lekat di ingatan. Pemeran film di antaranya : Chelsea Islan sebagai Keira, Tajtana Saphira sebagai Hulya, Dewi Sandra sebagai Aisha/Sabina dan Nur Fazura sebagai Brenda. Tak lupa pula saya berfoto di depan 'layar poster' film Ayat-Ayat Cinta 2 sebagai 'oleh-oleh' mengikuti kelanjutan film ini.
Menyaksikan film ini tak ubahnya bagi saya 'hanya' menonton belaka tanpa ingatan yang berarti perihal film Ayat-Ayat Cinta (episode 1). Seperti yang telah tersebut di atas, hanya sosok Fedi Nuril yang 'melekat' dalam ingatan. Selanjutnya mengikuti pemutaran film secara 'penuh waktu' hingga selesai. Pertama-tama yang menarik perhatian saya adalah 'setting' atau latar belakang tempat lokasi film ini berlangsung. Indah, cantik nian lokasi yang terlihat dalam bingkai layar besar bioskop, di Skotlandia
Beberapa ulasan film Ayat-Ayat Cinta 2, mengangkat 'keanehan-keanehan' atau 'kejanggalan-kejanggalan' dan apapun namanya seperti 'segumpal' kekurangan film ini. Meskipun demikian tanpa saya menyebut perihal sebagai kekurangan, saya mengungkapkan bahwa Film AyatAyat Cinta 2 masih 'khas' film besutan karya sinema anak bangsa sendiri. Tebak-tebak buah manggis, siapa dapat menebak rasa buah manggis? Tak ubahnya menebak siapa sosok yang bercadar dalam tokoh perempuan sebagai bagian dari cerita dan kisah film ini. Tak lain dan tak bukan, sosok Aisha istri Fahri yang diperankan oleh Dewi Sandra yang akhirnya membawa penonton ikut 'menebak' dengan tanpa 'rasa penasaran' yang berarti.
Kembali melihat judul tulisan blog ini, nuansa Bhineka Tunggal Ika dalam film ini tersurat dan tersirat. Oleh Fahri mengungkapkan dalam perbincangan bersama Hulusi yang diperankan Pandji Pragiwaksono. Pesan yang disampaikan melalui obrolan bahwa Bhineka Tunggal Ika berada di mana-mana bukan 'hanya' ketika berada di negeri sendiri, Indonesia. Bahkan oleh Fahri disebut berada di dalam sanubari dirinya yang kini berada di luar negeri dalam keragaman di negeri 'orang'. Tempat tinggal digambarkan di lokasi Edinburgh Skotlandia yang hidup berdampingan dengan tetangga dari latar belakang berbeda. Tetangga Fahri diperankan oleh beberapa pemain dari negeri sendiri, selebihnya dari warga negara asing (WNA) atau 'bule'. Sisi menarik di 'mata' saya, tanpa mengabaikan keragaman, membawa Bhineka Tunggal Ika bahkan oleh Fahri menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nenek Catarina (Dewi Irawan) salah satu aktris dari negeri sendiri yang berperan sebagai wanita Yahudi. Termasuk Hulusi (Pandji Pragwaksono) aktor Indonesia pun berperan sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) Fahri peran berkebangsaan Turki. Serta Keira (Chelsea Islan) dari Indonesia dan Jason (Cole Gribble) yang (WNA) sebagai kakak dan adik berperan dari Skotlandia merupakan tetangga Fahri. Tak lupa Brenda yang diperankan aktris Malaysia (Nur Fasura) berperan 'bule', tetangga Fahri pun, demikian keanekaragaman yang terlihat di sekitar tempat tinggal Fahri. Menunjukkan Kebhinekaan Tunggal Ika di mata Fahri di negeri 'orang' sehinga membawa dirinya dalam bersikap keseharian untuk saling harga-menghargai, saling bantu-membantu meskipun berbeda latar belakang, budaya dan agama. Padahal Fahri tak mendapatkan perlakuan sebagaimana Fahri 'Berbhineka Tunggal Ika' terhadap sekitar'tetangga', sebaliknya diperlakukan dengan penuh kebencian. Meskipun akhirnya seiring berlangsung film diputar akan 'ending' kebaikan berbalas kebaikan dari tetangga sekitar Fahri.
Ketegangan-ketegangan peperangan 'konflik' Palestina -Israel sebagai pembuka film ini tak urung membawa penonton 'hanyut' dalam peperangan. Kesedihan-kesedihan yang mengundang cucuran air mata pelakon-pelakon film Ayat-Ayat Cinta 2, ini dari beragam konflik yang dihadirkan diantara pemain-pemain. Tak urung mengundang tangisan pilu, sedu sedan yang tak berkesudahan dalam step by step adegan demi adegan. Namun entah mengapa?, saya yang sejak awal menyaksikan film ini bahkan dalam 'ketenangan' tanpa hiruk pikuk yang berarti belum berhasil membuat saya ikut 'menangis' pilu. Namun saya pun tak memungkiri bersatu-padu rasa dalam fim ini begitu nikmat untuk disaksikan tanpa jeda yang diwarnai dengan situasi dan kondisi yang tersaji.
Bagaimana 'kesetiaan' Fahri terhadap Aisha?
Bagaimana Aisha menjadi Sosok 'misterius' sebagai Sabina?
Bagaimana Akhir dari kisah Fahri & Aisha?
Pesan & Hikmah apa yang diperoleh akhirnya, penonton?
Nantikan jawaban sembari menonton Film Ayat-Ayat Cinta 2!
Selamat menikmati sinema Indonesia👌
Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi